Subuh yang
menggigil
Dan riuh ayam di pohon-pohon
bersaing azan dari corong masjid nun jauh
Baginya itu
denting
Menghamba kepada
Rabb
Menjentik Baso
yang masih enggan
Lalu perkakas dapur
bergesekan
tentang
sajian penghangat perut.
Peluh bercerita
sunyi
Kini senyumnya
simetris di depan anak-anak itu
Menjemput di pintu
gerbang
Menyalami
satu-satu
Menyapa Ima yang
cemberut
Menempel kepala Rinto
wajahnya pucat
Sekali waktu
membenarkan kancing baju Rino yang
nyaris tanggal.
Matanya memicing
Memastikan jarum
yang bergerak
Lalu suaranya
menggema dari sudut ruang terjauh
Memutar otak
Memahamkan ilmu
Memantaskan rasa
Menghaluskan budi
Sejenak tubuhnya
mematung
Usai teh lembut
melepas dahaga
Lalu menari gentong
beras sisa seliter
Lalu meliuk utang
warung yang tak lagi malu
Lalu memintas
seragam Baso yang lusuh
Lalu nyaring
meteran listrik menjerit
Lalu menumpuk
undangan nikah, akikah, dan syukuran
Lalu merapal doa
Di langit-langit
harapan
Pamboang, 25 November 2023
Ditulis oleh: Wahyudi Hamarong
Posting Komentar untuk " Elegi Sang Guru"