Masalah sampah menjadi isu global yang terus begulir sampai sekarang. Persoalan ini menjadi masalah yang besar karena menjadi ancaman serius terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Jika belum ada solusi nyata dalam penanganan ke depan maka angka pencemaran akan semakin tinggi.
Dari data Sisten Penelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023, hingga 24 Juli 2024 angka timbunan sampah nasional dari 290 kabupaten/kota mencapai 31,9 juta ton. Dari data ini, 64,3% atau 20,5 juta ton dapat terkelola, sementara 35,7% atau 11, 4 juta ton tidak terkelola dengan baik. Jumlah ini belum masuk yang totalnya 514. Tentu jika utuh hasilnya pasti lebih meningkat lagi. Mari kenali jenis sampah berikut ini:
Sampah Organik
Jika menilik data lebih detil lagi ternyata produksi sampah mencapai 67,8 juta ton setiap tahunnya. Sampah organik masih merajai jenis sampah di Indonesia sebesar 60% di susul sampah plastik 14%. Sampah oganik ini bersumber dari sampah sisa makanan rumah tangga yang mencapai 23-48 juta ton setiap tahunnya. Sampah dari limbah makanan ini menimbulkan peningkatan gas rumah kaca, pemborosan lahan, krisis air bersih dan energi. Residu gas metana mendorong peningkatan produksi gas rumah kaca yang jauh lebih berbahaya dari CO2 dan klorofluorokarbon (CFC). Hal ini juga menjadi pemicu peningkatan serapan radiasi inframerah dan kenaikan suhu bumi yang memperparah dampak perubahan iklim dan pemanasan global.
Sampah Anorganik
Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit terurai dalam tanah atau wadah lainnya. Sampah anorganik ini berasal dari plastic, kaca, logam, dan karet. Produksi sampah anorganik ini mencapai 5 juta ton per tahun dan yang mampu diurai hanya sekitar 25% saja. Adapun resiko sampah anorganik sebagai berikut:
1. Pencemaran Tanah. Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat mencemari tanah karena sulit terurai. Hal ini dapat mengganggu kesuburan tanah dan membahayakan kesehatan manusia karena menjadi mikroplastik yang mencemari tanah dan diserap oleh tanaman. Kemudian dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan dan menyebabkan berbagai masalah Kesehatan. Sampah anorganik berikutnya berasal dari bahan kimia berbahaya seperti logam berat dan baterai, dapat mencemari tanah dan air tanah. Bahan kimia berbahaya ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker dan kerusakan organ tubuh.
2. Pencemaran Air. Sampah anorganik yang dibuang ke sungai, danau, atau laut dapat mencemari air. Mikroplastik dari sampah plastik juga dapat mencemari air dan membahayakan biota laut. Sampah kategori ini lalu dimakan oleh ikan dan hewan laut lainnya, dan kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan. Sampah anorganik yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti deterjen dan pupuk kimia, dapat mencemari air dan membahayakan biota air. Bahan kimia berbahaya ini dapat menyebabkan kematian biota air dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
3. Penyumbatan Saluran Air. Sampah anorganik yang dibuang ke saluran air dapat menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir. Dari sampah plastik seperti kresek dan botol plastic dapat menyumbat saluran air dan menyebabkan air meluap ke jalan dan menyebabkan banjir sehingga aktiitas warga tergangnggu. Sampah dari logam seperti besi, kaleng bekas juga dapat menyumbat saluran air sehingga mencirtakan banjir yang berkepanjangan.
4. Gangguan Estetika. Sampah anorganik yang menumpuk di tempat-tempat umum dapat mengganggu estetika lingkungan dan merusak pemandangan. Tumpukan sampah di area publik seperti di pasar, di pinggir jalan, di pantai dan di taman, dapat merusak pemandangan dan membuat lingkungan terlihat kumuh. Dari sampah plastik yang berserakan di alam, seperti di pantai dan di hutan, dapat merusak keindahan alam dan membahayakan hewan liar.
5. Dampak Kesehatan Lainnya. Sampah anorganik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan lainnya, antara lain:
- Penyakit pernapasan: Pembakaran sampah anorganik, seperti plastik, dapat menghasilkan asap beracun yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan, seperti asma dan bronkitis.
- Penyakit kulit: Sampah anorganik yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti logam berat, dapat menyebabkan penyakit kulit, seperti dermatitis dan eksim.
- Kanker: Paparan bahan kimia berbahaya dari sampah anorganik dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker.
Sumber Referensi:
Sampah Anorganik: Definsi, Sumber, Jenis, Dampak Negatif dan Pengelolaannya – Blog UI An Nur Lampung
https://www.bing.com/search?pglt=41&q=efek+sampah+anorganik&cvid
Posting Komentar untuk "Pahami Efek Sampah"