Pasti Bisa!

    

                                                   Foto: Maskur Syair Colection

    Saya punya langganan beras yang rutin mengantar ke rumah setiap awal bulan. Biasanya tinggal telepon hitungan menit sudah ada di rumah. Sejak beberapa bulan yang lalu dia mengabariku kalau harga beras mulai merangkak naik, katanya dua ratus delapan puluh lima per dua puluh lima kilo. Saya hanya senyum mendengarnya sambil mengangsur pembayaran. Bulan ini saya kembali menyambangi kiosnya untuk lakukan hal yang sama. Saya dikabari lagi kalau harganya naik lagi, tiga ratus ribu rupiah  dan bulan depan akan tembus tiga ratus dua puluh ribu. Kepalaku mulai cenut-cenut. Pandanganku membayang harga-harga yang lain. Benar saja, lalu seliweran di medsos warganet mengeluh soal kenaikan harga-harga yang meroket ini. Mereka mengeluh bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu ke depannya, apalagi ada bulan Ramadhan  di depan mata.

   Kenaikan harga BBM terutama pertalite masih menyisakan persoalan krusial di tengah-tengah masyarakat. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan rekan yang bekerja sebagai nelayan di sebuah Pertamini di pinggir jalan. Dia mengeluhkan harga pertalite yang tak sanggup dibelinya seperti biasa. Kali ini dia hanya mampu membeli 2 liter. Itu berarti di laut dia hanya mampu 3 sampai 4 jam. Ada atau tidak ada hasil tangkapan di harus kembali ke darat.

"Kalau 2 kali melaut tidak dapat ikan biasanya saya istirahat dulu. Kerja nyambi jadi kuli bangunan." Katanya hari itu sambil menunggu antrean BBM.

    Tajuk Rencana Kompas. id per 14/02/2023 mengangkat judul Mewaspadai Ancaman PHK di 2023. Isinya mengupas tentang ancaman pemutusan hubungan kerja pada industri manufaktur, khususnya padat karya, akibat menurunnya permintaan ekspor sebagai efek melambatnya ekonomi global. Ditambah lagi ledakan PHK perusahaan teknologi di seluruh dunia juga dialami oleh perusahaan rintisan di Indonesia. Beberapa melakukan PHK, bahkan tutup. Pemerintah mencatat angka pengangguran yang sebenarnya sudah turun 2 tahun terakhir, sejalan dengan mulai pulihnya ekonomi. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2022 tercatat 5,86 persen, turun dibanding Agustus 2021, 6,49 persen. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga membaik ke 68,63 persen  per Agustus 2022. Tertinggi sejak 1986.

    Namun, resesi global dikhawatirkan  membalikkan progres ini dan memukul  industri berorientasi ekspor. Sejauh ini, sudah terjadi PHK 87.236 pekerja di 163 perusahaan. Untuk perusahaan rintisan , PHK bahkan  berlanjut sampai 2024.

    Kenaikan harga kebutuhan pokok yang mulai mencekik leher dan harga BBM yang melambung tinggi sejak pertengahan tahun lalu memang sangat menjadi beban dan berdampak untuk warga berpenghasilan menengah dan rendah ke bawah. Mereka kesulitan membeli beras, minyak goreng, lauk-pauk, maupun hanya sekadar mengisi tangki bensin kendaraan roda 2. Di sisi lain pemerintah sudah turun tangan dengan berbagai jenis bantuan sebagai langkah meningkatkan mempertahankan daya beli masyarakat seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), padat karya, Program Keluarga Harapan (PKH), KIP Kuliah, PIP dan berbagai wujud kehadiran pemerintah lainnya untuk meringankan beban masyarakat.

    Pukul 4 dini hari, saya  beriringan dengan seorang perempuan di atas motor matic yang menyodorkan 2 jergen 50 kilo ke petugas SPBU untuk diisi. Saya meyakini itu untuk di jual di depan rumahnya dalam botol-botol itu. Tak lama dia sudah berbalik arah ke utara menembus dingin dan rintik hujan yang mulai turun. Beberapa hari yang lalu juga seorang lelaki tua singgah di beranda rumah sambil meminta izin mengeluarkan isi tasnya. Ada gunting, ikat rambut, semir sepatu, samphoo, pulpen, sampai kaca mata. Penulis sempat membeli beberapa  meskipun stok masih tersedia. Itu untuk menghargai lelehan keringatnya yang mengucur keliling kampung.

    Sepertinya memang selalu ada jalan yang terbuka untuk orang-orang yang gigih bertaruh mengais rezeki yang bertebaran. Seperti para petani yang mengangkut  pisang  ke pasar-pasar terdekat dan  diburu oleh para pengecer. Seperti kebun pepaya  California tetangga yang ramai dikunjungi oleh pembeli setiap hari. Seperti para nelayan yang pulang habis berburu tuna di lautan lepas. Semua ada jalannya.

Penulis teringat pesan mendiang  ibu yang sudah berpulang beberapa tahun lalu ketika menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi dan semua sarjana.

"Kalian semua sekolah bukan dari hasil tabungan berpeti-peti tunai dalam lemari. Tapi dari  untung menjual ikan yang saya sisihkan dan sisanya dari pinjaman keluarga  bermodal saling percaya."

    Pagi ini saya belum berangkat ke sekolah untuk mengajar, masih menunggu tegukan terakhir kopi sajian istriku. Refleks saya mendongak ke langit-langit rumah yang masih minus plafon. Seekor laba-laba besar  bergerak  menjemput laron yang tersangkut di jaringnya. Entahlah, ingatanku jauh melompat pada beberapa teman yang tak berhenti mengeluh di masa sulit ini. Binatang ini tak bersayap dan semua makanannya terbang. jika direnungkan pasti hewan-hewan ini akan menemui ajal karena kelaparan. Nyatanya tidak juga. Lalu mengapa kita nyaris putus asa dengan hidup. Intinya, mari berusaha dan pasti bisa.

                                                                                                               Pamboang, 08/03/23





    

    

    



Posting Komentar untuk "Pasti Bisa!"